koloni lebah Apis cerana |
Produksi lebah ratu bertujuan memberikan kepastian
kepada petani ternak tentang waktu, koloni yang terpilih dan beberapa karakter
khusus (Suryanarayana et al.,
1998). Metode pembuatan lebah ratu Apis
mellifera telah dikembangkan oleh beberapa peneliti seperti Miller (1912)
yang memanfaatkan tingkah laku lebah pekerja membentuk lebah ratu dari larva
lebah pekerja ketika lebah ratu lama tidak ada dengan cara memberi sarang berisi
larva baru menetas. Jauh sebelum Dr. Miller mempublikasikan penelitiannya, Alley
(1883) melakukan pembuatan lebah ratu dengan cara memasukkan lembaran pondasi
yang telah dipotong. Doolittle (1888) mengenalkan metode mencangkok (grafting), yaitu pemindahan larva lebah
pekerja ke dalam sarang lebah ratu. Metode ini digunakan sampai sekarang dan
dianggap sebagai metode yang paling mudah dan paling baik. Jay Smith
menggunakan metode Doolittle selama beberapa tahun dan menambahkan beberapa
modifikasi pada metode tersebut (Smith, 1923).
Pengetahuan tentang proses produksi lebah ratu Apis
mellifera telah berkembang dengan baik, namun sangat sedikit yang diketahui
tentang hal ini pada Apis cerana dan
tidak ada analogi langsung yang diperbolehkan dari satu spesies ke spesies
lainnya karena mereka berbeda dalam sejumlah karakteristik morfologi dan
perilaku ( Butler, 1962). Salah satu perbedaan besar adalah jumlah spermatozoa
yang diproduksi oleh lebah jantan. Ruttner dan Maul (1969) menemukan jumlah
spermatozoa yang dihasilkan oleh lebah jantan Apis cerana 5 juta spermatozoa. Jumlah ini sekitar 15% dari jumlah
spermatozoa yang dihasilkan oleh Apis
mellifera. Disisi lain meskipun jumlah koloni Apis cerana secara umum lebih kecil daripada jumlah koloni Apis mellifera namun lebah ratu Apis cerana bertelur hingga 1.000 telur
per hari (Ruttner, 1972). Selanjutnya dalam percobaannya Ruttner (1972)
memelihara koloni Apis cerana selama
5 tahun diantara koloni Apis mellifera
dan ia menemukan bahwa sistem penyimpanan spermatozoa pada Apis cerana sama efektifnya dengan Apis mellifera. Terlepas dari jumlah spermatozoa yang lebih kecil
pada lebah jantan Apis cerana, ia
menjelaskan dengan dua cara :
1.
Lebah ratu Apis
cerana menerima lebih sedikit spermatozoa selama masa kawin, tetapi proses
transfer ke kantung sperma lebih efisien dibandingkan Apis mellifera (hanya 10% yang mencapai kantung sperma) sehingga
memberikan hasil akhir yang hampir sama.
2.
Lebah ratu Apis
cerana kawin dengan lebih banyak lebah jantan dibandingkan dengan Apis mellifera.
Ruttner (1972) melaporkan telah mempraktekkan
pembuatan lebah ratu Apis cerana dengan
metode Doolittle sarang lebah ratu ama April 1971 dan cukup berhasil. Setelah
melakukan beberapa percobaan ia menarik kesimpulan :
1.
Pembesaran lebah ratu dari larva yang dicangkokkan
memberikan hasil yang sama seperti pada Apis
mellifera. Diameter sarang lebah ratu tidak boleh lebih dari 8 mm. Koloni
tanpa lebah ratu ukuran sedang dapat membersarkan 12-20 sarang lebah ratu.
2.
Tidak mungkin membesarkan larva calon lebah ratu Apis cerana di koloni Apis mellifera. Pada suatu percobaan
menggunakan metode mencangkok ganda
(larva Apis mellifera pertama, Apis cerana kedua), 8 sarang lebah ratu dari 30 sarang lebah ratu
diberi makanan sepanjang tahap larva sampai sarang lebah ratu tertutup. Tetapi
larva tidak mengalami metamorfosis dan mereka mati 10 hari setelah mencangkok.
3.
Tidak mungkin membuat koloni kotak kawin dari koloni
buatan (lebah saja tanpa anakan, seperti koloni swarming), karena lebah akan
melarikan diri segera setelah diijinkan terbang. Satu-satunya metode yang
praktis adalah membuat kotak kawin dari sisiran yang berisi anakan. Beberapa
kejadian kotak kawin koloni kecil akan melarikan diri atau bersatu dengan koloni
lain.
4.
Jika ada lebah jantan di daerah tersebut, perawan Apis cerana tidak mau bertelur sama
sekali, atau mereka akan menelurkan lebah jantan. Beberapa lebah ratu akan
bertelur normal tetapi 3 minggu kemudian akan bertelur jantan. Fenomena ini
mungkin disebabkan karena kedua spesies (Apis
mellifera dan Apis cerana) tertarik
dengan jenis feromone seksual yang sama. Ketertatikan lebah jantan Apis mellifera dengan lebah ratu Apis cerana sama besar dengan lebah ratu
Apis mellifera. Tampaknya
ketertarikan lebah jantan Apis mellifera
mengganggu proses perkawinan lebah ratu Apis
cerana dan mencegah terjadinya pembuahan. Kesuksesan kawin alami Apis cerana diperoleh ketika ketika
menggunakan area perkawinan yang cukup terisolasi.
5.
Inseminasi buatan dapat dilakukan pada Apis cerana tetapi akan memakan waktu
karena sedikitnya jumlah semen dan kekentalan semen.
Pustaka
Alley, Henry,1883, The Bee Keeper’s Handy
Book. Publ. By author. Wenham, Mass
Butler, C.
G.,1962, The world of the honeybee. London : Collins 2nd ed
Doolittle, G. M., 1888, Scientific Queen Rearing. 6th edition. American Bee
Journal. Hamilton. Illionis.
Miller, C. C., 1912, How Best Queen Cells Can Be Secured. American Bee
Journal. 52(8): 245
Ruttner, F.
& Maul, V. (1969) The Cause Of The Hybridization Barrier Between Apis mellifera. Land, Apis
cerana Fabr. XXII Int. Beekeep.
Congr. : 561
Ruttner, F., Woyke, J., & Koeniger,
N., 1972, Reproduction in Apis Cerana1. Mating Behaviour. Journal
of Apicultural Research, 11(3), 141–146.
Suryanarayana, M. C., Mohana Rao, G. And
Subba Rao, K., 1998, Rearing of queen bees in India. All India Beekeepers Association, Pune, India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar