Jumat, 15 Juli 2011

10 Ribu Orang Minum Madu Pecahkan Rekor MURI


Selasa, 12 Juli 2011 18:07 WIB
Komentar: 0
10 Ribu Orang Minum Madu Pecahkan Rekor MURI
ANTARA/Ahmad Subaidi/pj
MATARAM--MICOM: Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), yakni minum madu dengan peserta terbanyak.

Acara minum madu itu melibatkan 10.000 orang, di lapangan Bumi Gora, Mataram, Selasa (12/7).

"Hari ini kami catat rekor baru minum madu terbanyak dengan peserta sebanyak 10.000 orang," kata Manajer Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) Sri Widayati, di akhir acara Pencanangan Pekan Madu Nusantara I, oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Pencanangan Pekan Madu Nusantara I, 12-17 Juli itu diwarnai aksi minum madu dengan jumlah peserta 10.000 orang, yang didominasi kalangan pelajar.

Sri mengatakan, aksi minum madu dengan peserta terbanyak itu resmi dicatat dalam rekor MURI dengan nomor 4992/R.Muri/VII/2011.

"Ini berarti NTB telah menumbangkan rekor sebelumnya yang diraih LMDN peternak lebah di kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada 29 November 2008, yakni makan Bee Pollen dengan jumlah peserta 1.004 orang," ujarnya.

MURI kemudian menganugerahkan piagam perhargaan kepada pihak-pihak yang memprakarsai, menyelenggarakan dan mendukung terlaksananya rekor baru itu, yakni Kementerian Kehutanan RI, Pemerintah Provinsi NTB, Perum Perhutani dan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT).

Piagam itu diterima Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur NTB H. Badrul Munir, dan perwakilan dari Perum Perhutani dan PTNNT. (Ant/OL-9)

70% Kebutuhan madu RI dipasok produk impor

Oleh Sepudin Zuhri
Published On: 12 July 2011

LOMBOK: Produksi madu di Tanah Air masih rendah sehingga Indonesia harus mengimpor 70% dari kebutuhan nasional atau sekitar 3.000 ton madu per tahun.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan produksi madu di dalam negeri masih kurang, yaitu hanya sekitar 1.000 - 1.500 ton per tahun.

"[Produksi madu] kita masih kurang. Artinya masih impor 70% dari total kebutuhan di dalam negeri. Oleh karena itu kita dukung pemerintah daerah untuk mengembangkan konsumsi madu dan produksi madu," ujarnya saat Pencanangan Pekan Madu Nasional I, hari ini.

Menurut Menhut, untuk memproduksi madu tidak memerlukan keterampilan khusus dan modal besar. Selain itu Kementerian Kehutanan juga menyiapkan lahannya.

Sebagian besar impor madu Indonesia berasal dari China, Thailand, Australia, dan Selandia Baru.

Madu merupakan jenis komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Madu alam diambil dari hutan, sedangkan madu penangkaran dikelola oleh petani.

Pekan Madu Nasional I tahun ini di NTB didukung oleh Asosiasi Perlebahan Indonesia, produsen madu, distributor dan pelaku bisnis madu serta pemerintah.

Menhut mengajak masyarakat untuk gemar mengonsumsi madu, agar tingkat konsumsi per kapita bisa meningkat.

Rata-rata konsumsi madu di dalam negeri hanya 10-15 gram per kapita atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Inggris yang mencapai 1.000 - 1.600 gram per kapita.

Jika penduduk Indonesia saat ini mencapai 240 juta orang, dibutuhkan sekitar 3.600 ton madu per tahun. "Namun, nilai ekonomi yang sangat besar belum mampu dimanfaatkan oleh bangsa ini. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produksi madu nasional yang hanya mencapai 1.500 - 2.000 ton per tahun."

Menurut menhut, 90% produksi madu Indonesia adalah madu alam yang diproduksi oleh lebah madu hutan. Potensi pengembangan madu, kata dia, sangat besar karena terdapat hutan yang luas.

Salah satu jenis lebah yang ada di Indonesia adalah lebah hutan atau giant honey bee yang menghasilkan madu putih yang berasal dari Gunung Tambora, dan madu embun yang berasal dari pertanaman pohon Kempas yang terdapat di Pulau Moyo.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhut Tahrir Fathoni mengatakan pihaknya telah membuat unit baru untuk mengembangkan madu, yaitu balai penelitian madu yang ditempatkan di NTB, karena pusat produksi madu dipusatkan di sana.

"[Balai penelitian madu] mulai dari penelitian bibit unggul, manajemen, kelembagaan, dan produksinya."

Balai itu, kata dia, melakukan pembinaan kepada masyarakat dan melakukan penangkaran madu sendiri.(er)

PEMBUATAN RATU LEBAH MADU

(Bagian 1) Sebelum kita membicarakan tentang pembuatan Ratu Lebah Madu, ada baiknya kita mengenal Sang Ratu terlebih dahulu. Mengapa d...