Minggu, 16 Oktober 2011 08:57:47 WIB
Sumenep (beritajatim.com) - Musim kemarau panjang tahun ini membawa berkah tersendiri bagi para peternak lebah di Sumenep.
Sumanna salah satunya. Peternak lebah asal Desa Kertasada Kecamatan Kalianget ini menuturkan, selama musim kemarau, madu yang dihasilkan ternak lebahnya, naik 100 persen.
"Biasanya satu stup atau kotak sarang lebah ini kan panennya hanya sekali. Tapi kalau musim kemarau seperti ini, saya bisa panen stup dua kali," katanya, Minggu (16/10/2011).
Ia mengatakan, selama musim kemarau ini, dari 150 stup yang dimilikinya, bisa menghasilkan 200 hingga 300 botol madu.
"Ya Alhamdulillah. Naik dua kali lipat produksi madunya tahun ini. Soalnya kan panas terus, gak ada hujan," ungkapnya sambil tersenyum.
Sangat berbeda dengan kondisi ketika musim penghujan tiba. Lebah-lebah yang diternaknya, seakan-akan 'mogok' tidak menghasilkan madu.
"Memang tantangan terbesar peternak lebah itu kalau musim hujan. Lebah-lebah biasanya tidak meproduksi madu kalau hujan. Makanya banyak peternak lebah yang kemudian merugi dan gulung tikar," ujarnya.
Sumanna mengisahkan, awalnya beternak lebah hanya coba-coba. Waktu itu, ia hanya punya 10 stup. Ternyata tanpa diduga, ia berjodoh dengan ternak lebah. Sekarang, jumlah stupnya sudah naik 10 kali lipat.
"Saya mulai ternak lebah tahun 2004. Waktu itu ya sekadar coba-coba lah. Kok Alhamdulillah ada hasilnya. Stup saya nambah terus, sampai sekarang saya punya 150 stup. Awalnya kalau gak salah, cuma 10 sampai 15 stup," tuturnya.
Namun kesuksesan beternak lebah, bagi Sumanna tidak sekadar cukup dengan menghasilkan banyak madu. Tapi kemana madu-madu hasil ternak lebahnya dipasarkan, juga masih menjadi kendalanya.
"Memang pemasarannya sering membuat saya bingung. Mau dijual kemana madu-madu saya ini. Kalau selama ini ya saya hanya menunggu pembeli di rumah," ucapnya.
Madu yang dijual Sumanna, sebenarnya relatif tidak mahal. Hanya dengan Rp 80 ribu, pembeli sudah bisa membawa pulang satu botol madu asli.
"Iya, madu yang saya jual ini, 100 persen asli. Tidak saya kasih campuran. Kalau dicampur-campur, wah, nanti pembelinya lari. Kapok gak mau beli lagi," kelakarnya.
Pria sederhana ini berharap ada kepedulian pemerintah daerah setempat, untuk membantu pemasaran madu-madu miliknya.
"Selama ini belum ada bantuan pemasaran. Mudah-mudahan ada jalan dari Pemerintah, supaya madu saya ini bisa cepat terjualnya. Jadi ekonomi keluarga saya juga terbantu," harapnya. [tem/but]
sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/2011-10-16/114854/Kemarau_Panjang,_Peternak_Lebah_Bersyukur
berbeza dengan saya...sekarang banyak hujan di sini...madu bila dituai tidak banyak mengeluarkan hasil...saya hanya mempunya 30 stup sahaja..
BalasHapusmas saya ingin membeli madu di tempat mas, gimana caranya
BalasHapus